Detail Cantuman Kembali
PERBANDINGAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DAN ATTAINED AGE NORMAL UNTUK PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI
Pensiun adalah fase dimana seorang karyawan berhenti bekerja, baik karena mencapai batas usia pensiun yang telah ditentukan oleh perusahaan atau karena keputusannya sendiri. Dana pensiun merupakan badan hukum yang bertanggung jawab atas program pendanaan pensiun yang akan dibayarkan kepada peserta pada saat pensiun. Berdasarkan survey dari Mercer CFA Institute Global Pension Index 2022, peringkat Indonesia turun di posisi ke-39 yang sebelumnya berada diposisi ke-35 pada tahun 2022. Hal ini menjadi ironis karena merujuk pada data Manulife, setidaknya 7 dari 10 pensiunan masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam konteks ini, perlu dilakukan perhitungan khusus untuk memproyeksikan jumlah dana yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar uang pensiun karyawannya. Perhitungan pendanaan pensiun dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu Metode Accrued Benefit Cost (ABC) dan Metode Projected Benefit Cost (PBC). Dalam Metode Projected Benefit Cost (PBC), terdapat Metode Individual Level Premium dan Attained Age Normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil perhitungan nilai iuran normal, kewajiban aktuaria dan kewajiban solvabilitas, dengan menggunakan Metode Individual Level Premium dan Attained Age Normal. Perhitungan dilakukan dengan beberapa langkah yaitu; menghitung akumulasi gaji selama bekerja, menghitung proporsi gaji untuk manfaat pensiun, menghitung besar iuran normal masing-masing metode, menghitung besar kewajiban aktuaria masing-masing metode, dan menghitung besar kewajiban solvabilitas masing-masing metode. Hasil perhitungan menunjukkan masa kerja mempengaruhi iuran normal, kewajiban aktuaria dan kewajiban solvabilitas. Semakin lama masa kerja peserta maka semakin besar pula iuran normal, kewajiban aktuaria, dan kewajiban solvabilitas peserta. Besarnya kewajiban solvabilitas yang dihitung dengan metode Attained Age Normal lebih besar dibandingkan dengan metode Individual Level Premium ketika masa kerjanya lama. Metode Individual Level Premium lebih menguntungkan bagi peserta dibandingkan perusahaan karena besar kewajiban solvabilitas yang diperoleh peserta lebih besar dari proporsi sehingga perusahaan harus melakukan penambahan dana untuk membayar manfaat pensiun peserta program dana pensiun. Berdasarkan asumsi tingkat suku bunga diperoleh bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin kecil pula kewajiban yang akan dibayarkan oleh dana pensiun. Sebaliknya, semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar pula kewajiban yang akan dipenuhi oleh dana pensiun. Dengan kata lain tingkat suku bunga berbanding terbalik dengan kewajiban aktuaria dana pensiun.
Armadani - Personal Name
SK 1056 ARM p
0000001056
Text
Indonesia
STMA Trisakti
2024
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...